Ikuti Sosialisasi Sadar Wisata Kemenparekraf, Warga Samosir Optimistis Bangkitkan Kembali Pariwisata Desa

Ikuti Sosialisasi Sadar Wisata Kemenparekraf, Warga Samosir Optimistis Bangkitkan Kembali Pariwisata Desa
Bagikan :

Samosir.Matalensa.co.id.PANGURURAN – Gelak tawa penonton pecah karena aksi para ibu penenun ulos yang melantunkan lagu Opera Batak dengan jenaka. Sambil memasang mimik lucu, penampilan ini berhasil menghibur 100 peserta yang hadir langsung dalam kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata yang diadakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kampung Ulos Hutaraja Pardamean, Desa Lumban Suhi Suhi Toruan, Kabupaten Samosir Rabu, 20/04/2022.

Desa Lumban Suhi Suhi Toruan menjadi menjadi salah satu di antara 8 desa wisata di Kabupaten Samosir yang terpilih sebagai tempat berlangsungnya Sosialisasi Sadar Wisata, Adapun desa lainnya meliputi Desa Simanindo, Desa Huta Siallagan, Desa Tuk Tuk Siadong, Desa Tomok Parsaoran, Desa Situngkir, Desa Siogungogung, dan Desa Huta Tinggi.

Frans Teguh, Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kemenparekraf RI, saat membuka kegiatan mengatakan, “Pariwisata adalah sektor yang sangat terpukul karena pandemi COVID-19. Setelah kondisi berangsur membaik, kini kita kembali optimis dan bersiap menyambut kedatangan para wisatawan berkunjung ke desa wisata,” ucapnya mengawali sambutan yang diberikan secara daring dan disiarkan secara paralel ke semua desa.

Frans Teguh mengatakan seluruh pelaku pariwisata harus bergerak bersama melayani wisatawan dengan paradigma baru yang lengkap di era adaptasi kebiasaan baru setelah situasi berangsur pulih dari pandemi. Penerapan unsur Sapta Pesona berupa keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan serta pelayanan prima harus seiring dengan keberlangsungan lingkungan melalui penerapan unsur CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability – CHSE) di tiap destinasi wisata.

“Jaminan kebersihan lingkungan menjadi penting, begitu pula penerapan protokol kesehatan agar wisatawan merasa aman, nyaman dan terlindungi saat berwisata, sehingga mereka betah dan mau berkunjung kembali,” ucap Frans lagi.

Melalui sosialisasi sadar wisata ini, Kemenparekraf berharap akan lahir para Local Champion yang mampu menjadi penggerak kemajuan wisata desa, ”Kita ingin benar-benar menghadirkan standar pelayanan yang baik melalui penyediaan fasilitas wisata yang memenuhi semua unsur tadi,” pungkas Frans Teguh seraya mengajak kolaborasi seluruh pihak untuk kebangkitan kembali pariwisata di tempat yang dikenal dengan sebutan Negeri Indah Kepingan Surga ini.

Raja Sondang Simarmata selaku Kepala Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan mengatakan warganya sangat antusias mengikuti dan menerapkan materi yang diberikan dengan bergotong royong membersihkan desa, “Masyarakat sangat antusias dan siap menjadi penggerak pariwisata. Setelah acara selesai, para warga langsung bergotong royong membersihkan lokasi kegiatan ini. Materi Sapta Pesona, dan CHSE langsung dipraktekkan,” ujarnya bersemangat.

Sementara itu dari sisi peserta misalnya dari Desa Tomok Parsaoran, Lasma Silalahi, pemilik toko cenderamata, mengatakan, “Saya sangat senang mengikuti acara ini karena kami dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana cara menarik wisatawan untuk membeli produk produk yang kami tawarkan,” tuturnya.

Warga lainnya juga menyatakan rasa gembira karena kegiatan ini menjadi kegiatan yang sudah mereka tunggu-tunggu selama ini, “Model sosialisasi dengan mendatangi langsung warga, membuat perwakilan dari pelaku wisata bisa hadir lebih banyak. Inilah model sosialisasi yang kami inginkan, karena sekalian kami juga bisa langsung memperkenalkan potensi desa kami kepada para pengunjung,” ucap Lukar Sidabutar salah satu pemilik rumah makan khas batak yang cukup terkenal di Desa Wisata Tuk-Tuk Siadong.

Peserta sosialisasi terdiri dari para pelaku pariwisata mulai dari pengelola homestay, pedagang kuliner, penjual souvenir, pemilik sanggar seni budaya, pemilik kapal dan pekerja garda depan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Samosir.

Sosialisasi Sadar Wisata di setiap desa menghadirkan 2 orang narasumber ahli yang memberikan materi berupa Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE (Clean, Health and Suistainable Environment) dalam memberikan pelayanan kepada para wisatawan yang berkunjung.

Berdasarkan pantauan, selama acara sosialisasi, warga tertib mengikuti berbagai rangkaian acara. Selepas kegiatan, di sore harinya warga saling bergotong royong membersihkan tempat pelaksanaan acara, untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan desa wisatanya masing-masing.

(Ranto.S)

Redaksi Mata Lensa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *