Kemarau Panjang disamosir, Petani Menderita, Pemerintah Asyik Pesta

Samosir.Matalensa.co.id.PANGURURAN – Musim kemarau yang panjang telah melanda kabupaten, menyebabkan masyarakat khususnya petani dan tanaman sangat terancam akan kebutuhan air. Sementara itu, pemerintah terlihat lebih fokus pada program-program pesta yang berkedok event, tanpa memperhatikan kebutuhan dasar masyarakat.
Petani dan masyarakat desa kini menghadapi kesulitan besar dalam memenuhi kebutuhan air untuk pertanian dan kehidupan sehari-hari. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya perhatian pemerintah terhadap masalah ini.
Pemerintah kabupaten diharapkan dapat lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat dan meningkatkan upaya untuk mengatasi masalah kemarau ini. Apakah pemerintah akan terus mengabaikan kebutuhan masyarakat ataukah akan mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini?
Tokoh masyarakat Samosir, Efendy Naibaho, mengkritik keras Pemerintah Kabupaten Samosir yang dianggap lebih sibuk menggelar acara hiburan daripada membantu masyarakat yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau panjang.
Efendy menyoroti gelaran acara budaya “Tao Toba Jou-Jou” yang dinilai tidak tepat waktu dan mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat. Ia menilai pemerintah seharusnya mengarahkan anggaran untuk penanggulangan dampak kekeringan, seperti penyediaan air bersih dan bantuan kepada petani yang gagal panen.
Kritik Efendy ini mendapat dukungan dari sejumlah tokoh adat dan masyarakat di Kecamatan Nainggolan dan Palipi. Mereka menilai pemerintah perlu lebih peka dan membuka ruang dialog sebelum menetapkan agenda hiburan skala besar.
Efendy juga mempertanyakan keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat dan meminta agar Pemkab meninjau ulang kegiatan Tao Toba Jou-Jou atau menyesuaikan pelaksanaannya agar lebih sederhana dan bernuansa kepedulian sosial.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Samosir belum memberikan tanggapan resmi atas desakan tersebut. Namun, sejumlah pejabat terpantau mengikuti gladi resik pembukaan acara di Pangururan.
Kondisi ini sangat kontras dengan kenyataan di lapangan, di mana beberapa sekolah dan desa sudah kekurangan air bersih untuk sanitasi dan kebutuhan sehari-hari.
Efendy berharap Pemkab segera membentuk satuan tugas darurat kekeringan yang bertugas mendistribusikan air, menyediakan tandon di desa-desa, serta memberi bantuan bagi petani dan pelaku UMKM terdampak. “Jangan tunggu bencana meluas baru sibuk. Cegah sejak dini. Tugas pemerintah itu bukan berpesta, tapi melayani,” pungkas Efendy.
(RANTO.S)